Ada sedikit kesempatan untuk mencoba postkan
tulisan yang barangkali tidak terlalu penting untuk anda semua,namun sangat
besar artinya untuk saya,karena yang namanya sejarah sampai
kapanpun akan berguna,karena bisa memberitahukan orang-orang yang memang belum
pernah tahu.seperti halnya saya,sebelumnya tidak pernah mengetahui sejarahnya “ROTI
“di negeri ini,namun ahirnya tahu juga setelah berada di Kota huajan ini, anda
juga ingin tahu sejarah yang namanya ROTI ? lihat goresan sederhana dibawah
ini.
Ribuan
tahun yang
lalu manusia hidup mengembara dari satu tempat dan pindah ke tempat yang
lainya,disampaing untuk mencari tempat tinggal dan juga mencari bahan
makanan,sambil berburu binatang yang bisa dimakan,bulir-bulir gandum yang
meraka temukan waktu itu hanya
dikunyah begitu saja dan kemudian ditelanya mentah-mentah.
Dengan
segala keterbatasan manusia saat itu maka bulir-bulir gandumpun dikumpulkanya
lalu di tumbuk dan diberi air ,dengan harapan gandum tersebut akan menjadi
lembek,atau kalau mekai istilah sekarang adalah
dibuat adonan,dan sisanya merekan akan jemur sampai kering untuk dijadikan
bekal ketika
mereka pindah ketempat yang lebih banyak lagi makanan.
Entah
siapa yang memulainya pada saat itu sehingga mereka bisa mengetahui kalau
adonan tadi akan lebih enak rasanya bila dibakar dengan api,dan kemudian adonan
yang semula berbentuk bulat,maka ketika mereka akan membakarnya maka
dipipihkanlah adonan-adonan tersebut.
Sekitar
4600 tahun yang lalu di
Mesir kuno ada salahsatu orang
yang lupa untuk mengeringkan adonan ,sehingga adonan tersebut meragi,dan
setelah dibakar menghasilkan rasa yang enak dan empuk,maka sejak itulah mereka
meragikan adonan tepung sehingga mengembang kemudian baru dibakar.
Yang
namanya roti pada saat itu belum seempuk dan seenak sekarang,bahkan cara
membuatnyapun sungguh sangat menjijikan,karena dengan cara di injak-injak oleh
kaki para budak ,dan roti tidak lagi dibakar di api terbuka,namun menggunakan
tungku primitife berbentuk
kerucut,masa itu para pekerja pembuat roti bukan diupah pakai uang ,melainkan
diupah dengan sepotong roti hasil buatan mereka sendiri,makanya mereka disebut
juga sebagai “Pencari roti”atau Breadwinner yang
berati : orang yang berjuang untuk mendapatkan roti.
Pembuatan
roti terus berkembang seiring dengan perubahan jaman yang semakin hari terus
berubah kearah yang lebih baik,sehingga bentuk dan rasa rotipun mulai banyak
variasinya,baik itu bentuknya ataupun variasi rasanya.bahkan dikembangkan lagi
menjadi sebuah adonan untuk kue dengan anerasa tentunya.
Di
Indonesia kita biasa makan roti tawar yang empuk dan enak serta berwarna putih
bersih dan berbentuk kotak memanjang,dan berkulit tipis berwarna
coklat,sedangkan orang Perancis sangat menyukai roti yang berbentuk panjang dan
langsing seperti tabung ban berkulit tebal namun dalamnya empuk,dan untuk orang
Jerman dan Rusia mereka lebih menyukai roti yang terbuat dari gandum rye.
Sejarah
Roti di Indonesia
Roti
masuk ke Indonesia sejak jaman Belanda sekitar tahun 1930an ,budaya makan roti
yang biasa dilakukan orang-orang barat tersebut mulai ditularkan pada warga pribumi
dengan cara diperjualbelikan ,ada yang berkeliling dengan menggunakan gerobak
dan ada juga yang berkeliling menggunakan sepeda,untuk menjual roti-roti
tersebut,dan tekstur roti pada saat itu masih kasar dan agak keras
Tahun
1950an cita rasa roti sudah lebih gurih dan
aromanya lebih harum karena pemakaian
mentega ,namun teksturnya masih padat dan kurang mengembang ,karena roti
tersebut hanya dikembangkan di suhu ruang dalam baskom yang
hanya ditutup oleh lap basah.
Sekitar
tahun 1970an roti-roti dengan isi keju parut atau coklat messes serta roti
goring long
jhon ( Roti goring persegi panjang dengan taburan keju atau messes diatasnya )
mulai diperkenalkan kepada public,dan sampai sekarang ,bahkan lebih banyak lagi
variasinya seperti yang kita bisa lihat
sekarang di took-toko ataupun di supermarket.
Demikian
sekilas info mengenai roti,lebih dan kurangnya saya mohon maaf saja ,semoga ada
guna dan manfaatnya bagi kita semua.
Terimakaish
Tidak ada komentar:
Posting Komentar